Nusaborneo.com – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengungkapkan penyebab keterlambatan evakuasi jemaah haji 2025 dari Muzdalifah ke Mina yang membuat sebagian jemaah memilih berjalan kaki.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menjelaskan bahwa jadwal dan perputaran bus terganggu sejak pukul 00.00 WAS akibat antrean ribuan bus, sehingga jemaah menjadi khawatir dan kelelahan setelah wukuf di Arafah.
Karena bus penjemput tak kunjung datang, sejumlah jemaah membuka pintu keluar Muzdalifah sendiri dan berjalan kaki ke Mina tanpa koordinasi dengan petugas, menciptakan pergerakan spontan yang tidak terkendali.
Arus pejalan kaki meningkat tajam pada Jumat pagi, menambah kepadatan di jalur utama yang seharusnya digunakan oleh bus shuttle.
PPIH akhirnya mengizinkan sebagian jemaah berjalan kaki, tetapi mengimbau jemaah lansia dan risiko tinggi untuk tetap menunggu bus demi menjaga keselamatan mereka.
Koordinasi darurat dilakukan dengan Kementerian Haji dan mitra lokal sejak dini hari, dan bantuan logistik seperti air minum serta makanan tiba sekitar pukul 08.50 WAS.
Evakuasi seluruh jemaah akhirnya selesai pukul 09.40 WAS, atau 40 menit dari target awal. Hilman menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan mengapresiasi respon cepat otoritas Saudi. Upaya mitigasi disebut mampu mencegah dampak yang lebih besar.(red*)